Spiga

Tragedi Bom bali

Keluarga Korban Bom Bali I Tagih Eksekusi Amrozi Cs

DENPASAR - Enam tahun sudah berlalu. Namun, tragedi memilukan bom Bali I belum lepas dari ingatan keluarga korban dan warga Bali. Kemarin (12/10) beragam acara diselenggarakan. Semuanya mengusung pesan sama, perdamaian harus terus dikumandangkan ke seluruh dunia.
Radar Bali (Jawa Pos Group) melaporkan, pesan-pesan perdamaian itu disampaikan dalam berbagai kegiatan yang berlangsung hampir bersamaan. Mulai acara yang diselenggarakan Pemprov Bali bertema Gema Perdamaian di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, hingga acara dayung perdamaian di Pantai Kuta. Selain itu, ada unjuk rasa oleh Aliansi Hindu Muda Indonesia (AHMI) di bundaran Patung Catur Muka Denpasar. Acara puncaknya berupa hening sejenak di monumen bom Bali di Jalan Legian, Kuta, tadi malam.

Gema Perdamaian dihadiri Gubernur Bali Dewa Made Beratha serta sekitar 1.000 orang dari berbagai agama dan kepercayaan. Beberapa artis juga memeriahkan acara itu. Di antaranya gitaris GIGI Dewa Budjana dan penyanyi Tri Utami. Ribuan orang yang hadir menggelar ritual mengelilingi lapangan sambil mengumandangkan nyanyian serta pesan perdamaian.
Dalam sambutan tanpa teksnya, Pastika, mantan ketua tim investigasi bom Bali I, menegaskan, perdamaian senantiasa dirindukan dan didambakan. ''Mari pancarkan aura perdamaian dari Bali ke seluruh dunia," seru Pastika.

Sementara itu, dayung perdamaian di Pantai Kuta diikuti 100 peselancar. Mereka berenang ke tengah laut untuk membentuk formasi lingkaran sebagai simbol cinta serta mengheningkan cipta dan doa. Setelah lingkaran terbentuk, dilepaslah burung merpati sebagai simbol perdamaian sebagai penutup acara.

Berbeda dengan dua kegiatan sebelumnya, Aliansi Hindu Muda Indonesia (AHMI) ingin menunjukkan luka masih membekas perih di warga Bali. Apalagi, eksekusi mati terhadap pelaku trio bomber Bali, Amrozi, Mukhlas, dan Imam Samudra, belum ada kepastian hingga saat ini.
Kekesalan mereka dilampiaskan di bundaran Patung Catur Muka Denpasar kemarin siang. Mereka turun ke jalan sambil mendesak proses eksekusi mati Amrozi cs segera dilakukan. Beragam poster tuntutan dibentangkan. Di antaranya bertuliskan: Amrozi belum dieksekusi apa kata dunia, Jalankan mekanisme hukum segera eksekusi Amrozi cs, dan Amrozi cs musuh Bali. ''Enam tahun sudah kami bersedih, enam tahun kami tidak mendapat keadilan. Di mana letak hukum Indonesia," teriak I Gusti Lanang Oka, korlap aksi melalui corong pengeras suara.
Dengan mengenakan pakaian adat serbahitam, massa membawa serta keranda mayat untuk Amrozi cs. Termasuk karangan bunga bertuliskan "eksekusi mati Amrozi cs".

Perayaan enam tahun bom Bali I juga digelar di Konsulat Australia. Saat mengheningkan cipta, sebagian besar hadirin meneteskan air mata. Keluarga korban yang hadir teringat lagi dengan peristiwa 12 Oktober 2002. ''Wajah suami saya kembali terkenang. Saya tak bisa menyembunyikan rasa perih hati ini," kata Made Ritiasih, yang suaminya, Made Wija, tewas dalam peristiwa itu.

Upacara peringatan berlangsung singkat. Diawali lantunan lagu kebangsaan Australia Advance Australia Fair dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Perdana Menteri Australia Kevin Rudd dalam sambutan yang dibacakan Dubes Bill Farmer mengajak untuk selalu memelihara simpati bagi keluarga dan sahabat korban.

Upacara diakhiri peletakan karangan bunga di altar oleh Bill Farmer bersama Mangku Pastika, disusul perwakilan negara-negara yang warganya menjadi korban.
Suasana semakin haru setelah keluarga korban satu per satu mendapat giliran. Ledakan bom Bali 2002 menewaskan 202 orang, terdiri atas 88 warga Australia, 38 warga Indonesia, dan 76 orang dari berbagai negara. Selain itu, ratusan orang luka-luka. http://jawapos.com/

0 komentar: